Kanal 44 Jogja vs. Televisi Digital

Gagasan tentang teknologi TV Digital sebagai alternatif untuk menyelesaikan keterbatasan kanal di Jogja, sebetulnya sudah diwacanakan oleh Televisiana Indonesia bersama Jogja Television Forum (JTVF) sejak akhir November 2007. Wacana ini didiskusikan dengan hati-hati dan cermat, dengan melihat peluang dan tantangannya yang mungkin ada dan harus dihadapi. Riset kecil-kecilan terkait kemungkinan-kemungkinan teknologinya juga telah dilakukan.

Baca lebih lanjut

3 Komentar

Filed under Uncategorized

Sunardian Wirodono: Kanal 44, Sebuah Bola Emas bagi KPID-DIY

Konon, di dalam tubuh KPID (Komisi Penyiaran Indonesia Daerah) Daerah Istimewa Yogyakarta, saat ini sedang terkena bola panas Kanal 44. Setidaknya, demikian yang tersirat dan tersurat dalam tulisan Iswandi Syahputra di Harian Kompas, 21 Januari 2008.

Yang paling menarik, tulisan itu muncul dari seorang anggota komisioner KPID-DIY, dan menjadi semakin menarik, justeru ketika memberi keterangan bahwa tulisan itu merupakan pendapat pribadi.

Baca lebih lanjut

Tinggalkan komentar

Filed under Uncategorized

Simpang Siur Pemahaman Televisi Jaringan

“Kesimpangsiuran pemahaman tentang Sistem Stasiun Jaringan (SSJ) ternyata menjangkiti banyak pihak, baik pihak  yang berkepentingan terhadap pelaksanaannya, maupun pihak yang berkepentingan untuk menundanya. Simpang siur pemahaman, opini dan gagasan terjadi di kalangan Pemerintah, industri TV “nasional”, Komisi Penyiaran, industri TV lokal,  asosiasi, pengamat, akademisi, dsb.  …”

Baca selengkapnya di Kompasiana.com.

2 Komentar

Filed under Uncategorized

TransTV, KKN dan 300 TV Lokal Indonesia

Dengan jumlah kanal frekuensi yang terbatas, ditambah regulasi yang serba abu-abu, proses ijin pendirian sebuah stasiun televisi mudah dipahami akan menimbulkan dugaan KKN. Hanya saja, karena hanya berkaitan dengan kepentingan segelintir pihak,  dugaan KKN disini tak terlampau terekspose ke publik.

Baca selengkapnya di Kompasiana.com.

7 Komentar

Filed under Uncategorized

Diskusi Santai dan Ngobrol Bareng Tentang Pertelevisian

Sebagaimana kita ketahui ada beberapa TV lokal yang sudah beroperasi, misal : Bandung TV di Bandung, Bali TV di Bali, Riau TV di Pekanbaru Riau, Jogja TV di DIY, TA-TV di Solo dan diberbagai daerah lainnya. Belum lagi keberadaan televisi lokal lainnya yang belum terdata sama sekali. Dapat dibayangkan betapa ramainya udara Indonesia di masa yang akan datang dengan maraknya televisi lokal yang akan bermunculan.

Umumnya para pemohon televisi lokal dalam pengajuan izinnya bertekad mengusung kepentingan daerah dan memberi ruang bagi pengembangan kebudayaan daerah dalam rencana kegiatan siarannya. Sebuah cita-cita yang harus diapresiasi dan didukung. Sayangnya, menggeliatnya perkembangan televisi lokal tidak seindah yang dibayangkan. Televisi lokal yang sudah beroperasi banyak yang berjibaku dengan masalah internalnya, dari persoalan buruknya manajemen, baik manajemen sumber daya manusianya maupun manajemen keuangannya, hingga pada persoalan sulitnya mendapatkan share iklan.

Baca lebih lanjut

Komentar Dinonaktifkan pada Diskusi Santai dan Ngobrol Bareng Tentang Pertelevisian

Filed under Uncategorized

Get TV on your Mobile Phone

“Portable TV sets” that worked in the traditional analogue TV network were introduced on the market a long time ago, but the quality of the image was not sufficiently good for mobile use. What was needed is digital TV technology that took into account the special requirements of a small wireless device. [ more ]

Tinggalkan komentar

Filed under Blogroll, TEKNOLOGI TV

Digital Video Broadcasting – Handheld

DVB-H is gaining a very strong position, especially in Europe. TV or radio are transmitted over the DVB-H in IP format (Internet Protocol), generally referred to as IPDC technology (IP Datacasting). IPDC complements the mobile phone network by adding significantly increased transmission capacity, but still one-way and timed. This technology enables the provision of high quality TV-type services and in the longer perspective, the transfer of various software products.  [ more ]

Tinggalkan komentar

Filed under Blogroll, TEKNOLOGI TV

14 Type of TV: The Variety of Television Transmission Network

Craig Norris on the modern broadcast facilites (TV Technology Asia Pacific, Volume 25 Issue 4, July/August 2007): The modern broadcast facility is becoming a complex beast indeed. It isn’t just the internal workings that are transforming into IT platforms as this author described. It’s the distribution networks as well outside the TV station that are evolving and replicating. The modern broadcast engineer is expected to keep up with all these developments.  Baca lebih lanjut

5 Komentar

Filed under KLIPING PERS, TEKNOLOGI TV

Songsong Era Pertelevisian Baru

Saat ini sebenarnya pertelevisian Indonesia sedang memasuki saat-saat yang mendebarkan dengan adanya rencana penerapan penyiaran televisi secara digital. Kondisinya sangat berbeda dengan negara-negara maju yang wilayahnya kecil dan penduduknya berpenghasilan besar. Kemiskinan menyebabkan hal yang sebenarnya bersifat teknis itu menjadi sangat sensitif.

Sekitar 10 tahun lalu gagasan mengubah sistem penyiaran (transmisi) secara analog menjadi digital sempat meresahkan masyarakat karena khawatir pesawat televisi miliknya tidak bisa digunakan lagi. Apalagi bagi yang baru membeli pesawat TV karena pada saat itu era televisi swasta juga baru mulai menggeliat.

Situasi waktu itu memang terdorong oleh aktivitas stasiun TV swasta baru (analog) yang masih harus berhadapan dengan para pemilik televisi hitam-putih, di mana tayangan program stasiun TV yang baru mulai beroperasi harus juga bisa ditangkap oleh pesawat TV hitam-putih, yang masih dimiliki sebagian masyarakat saat itu.

Tulisan AW Subarkah di Harian Kompas, 7 Juni 2007 [ baca selengkapnya ]

Tinggalkan komentar

Filed under KLIPING PERS, TEKNOLOGI TV

Mengapa Harus Ada Migrasi dari Analog ke Digital?

Migrasi menuju siaran TV digital bukan berarti harus berpindah menggunakan pesawat TV baru yang bisa menerima siaran secara digital.

Meski sinyal yang dikirimkan dari stasiun pemancar berupa sinyal digital, pesawat TV berpenala (tuner) analog bisa ditambahkan perangkat bernama set-top box untuk dapat menerima sinyal TV digital ini.

Kelebihan sinyal digital dibandingkan dengan analog adalah ketahanannya terhadap derau dan kemudahannya untuk diperbaiki (recovery) di bagian penerima dengan suatu kode koreksi error (error correction code). Keuntungan lainnya adalah konsumsi bandwidth yang lebih efisien dan efek interferensi yang lebih rendah. Pada beberapa standar, hal ini dimungkinkan oleh penggunaan sistem OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) yang tangguh dalam mengatasi efek lintas jamak.

Pada sistem analog, efek lintasan jamak ini akan menimbulkan echo yang berakibat munculnya gambar ganda yang sangat mengganggu kenikmatan menonton. Sinyal digital juga bisa dioperasikan dengan daya yang lebih rendah serta menghasilkan kualitas gambar dan warna yang jauh lebih bagus daripada TV analog.

Tulisan Hary Budiarto di Harian Kompas, 7 Juni 2007 [ baca selengkapnya ]

Tinggalkan komentar

Filed under KLIPING PERS, TEKNOLOGI TV